Crypto vs. Banks: Who Controls America’s Money?
Anda bisa mendapatkan imbal hasil 4% atau lebih hanya dengan menyimpan stablecoin, sedangkan simpanan di bank Anda—kita tahu—memberikan imbal hasil kurang dari 0,7%. Ini sekarang sudah menjadi persaingan, dan mereka tidak ingin bersaing. Menurut saya, mari kita ciptakan lapangan bermain yang setara. Jika kalian ingin memberikan APR (Annual Percentage Rate) seperti itu di rekening tabungan kalian, silakan saja. Lalu kita bisa bersaing secara adil. Tapi gagasan bahwa mereka akan membatasi kami hanya karena tidak ingin bersaing, menurut saya sangat disayangkan.
Bankless Nation, kami di sini bersama Summer Mersinger, CEO Blockchain Association dan mantan Komisioner CFTC. Hari ini kita akan membahas soal bank di podcast ini. Summer, selamat datang di Bankless!
Daftar Isi Podcast:
- The GENIUS Act Victory
- How Laws Really Get Made
- The Bank Lobby vs. The Crypto Lobby
- The Shifting Politics of Crypto
- Will Banks Go Crypto?
- International Dimension
- CFTC, SEC, and Market Structure
- DC Drama & Leadership Vacancies
- Prediction Markets & Policy Battles
- Looking Ahead to 2026
- Closing Thoughts
Summer: Terima kasih sudah mengundang saya hari ini.
"Crypto vs. Banks: Who Controls America’s Money?" bersama Summer Mersinger, CEO Blockchain Association dan mantan Komisioner CFTC:
A. The GENIUS Act Victory
UU GENIUS Act (Creating a Guardrails Enabling Novel Innovation in Unique Stablecoins Act) adalah kemenangan besar bagi industri kripto karena:
Memberikan kerangka regulasi federal yang jelas untuk penerbit stablecoin.
Menjamin cadangan 1:1 dalam bentuk aset berkualitas tinggi (seperti US Treasury).
Melarang penerbit stablecoin memberi imbal hasil langsung, tetapi mengizinkan bursa (seperti Coinbase) memberikan reward dari hasil bunga cadangan.
Memungkinkan penerbit berizin negara bagian untuk beroperasi nasional, mendorong persaingan sehat.
Namun, bank kini menyesal karena stablecoin berimbal hasil ~4% mengancam margin keuntungan mereka dari simpanan bank yang hanya memberi <0,7%. Mereka mengklaim ini "celah", padahal ini hasil kompromi yang disepakati bersama selama negosiasi UU.
B. How Laws Really Get Made
Proses pembuatan undang-undang di Washington tidak ideal seperti di pelajaran kewarganegaraan. Faktanya:
Anggota Kongres mengandalkan masukan teknis dari kelompok kepentingan (lobi) karena staf mereka tidak ahli di semua bidang.
Industri kripto berkontribusi dengan ahli teknis yang membantu menyusun bahasa hukum yang akurat.
Hasil akhir biasanya kompromi di mana semua pihak "sedikit tidak puas"—tanda bahwa keseimbangan tercapai.
Yang tidak biasa: bank ingin membuka kembali UU GENIUS yang sudah disahkan dan ditandatangani presiden—langkah yang belum pernah terjadi dan berbahaya bagi kepastian hukum.
C. The Bank Lobby vs. The Crypto Lobby
Lobi bank (BPI, ABA, dll.) menghabiskan $700 juta/tahun di Washington, punya hubungan lama dengan anggota Kongres.
Lobi kripto lebih muda tapi gesit: mengandalkan edukasi teknis, kampanye akar rumput, dan mobilisasi 2,3 juta pendukung melalui inisiatif seperti StandWithCrypto.org.
Bank biasanya terpecah (bank besar vs. koperasi kredit), tapi kini bersatu melawan kripto—tanda mereka benar-benar merasa terancam.
Kripto menekankan dirinya sebagai pencipta lapangan kerja dan UMKM masa depan, bukan sekadar perusahaan Wall Street.
D. The Shifting Politics of Crypto
Elizabeth Warren dulu dominan, tapi kini dikesampingkan dalam pembahasan RUU klarifikasi di Komite Perbankan Senat.
Anggota parlemen muda (Demokrat maupun Republik) seperti Richie Torres, French Hill, GT Thompson pro-kripto karena konstituen mereka mendukung.
Ada risiko kripto dipolitisasi sebagai "isu Trump" (karena keterlibatan keluarga Trump dalam Bitcoin/memecoin), yang bisa menghambat dukungan bipartisan.
Padahal nilai kripto—memberdayakan yang tak punya akses bank, kontrol atas uang sendiri—sejalan dengan ideologi Demokrat.
E. Will Banks Go Crypto?
Bank mungkin akhirnya beralih dari melobi ke bersaing: menerbitkan stablecoin sendiri atau mengakuisisi perusahaan kripto (seperti JP Morgan membeli Circle).
Ini pernah terjadi dengan fintech: awalnya dilawan, lalu dibeli.
Namun, bersaing itu sulit karena model bank tradisional (mengambil simpanan, meminjamkan dengan margin tinggi) tidak kompetitif dibanding stablecoin yang transparan dan efisien.
F. International Dimension
Stablecoin mengancam sistem perbankan global yang paternalistik (misal di Eropa/Inggris/Kanada).
Negara seperti Inggris membatasi kepemilikan stablecoin (£10.000/orang); Kanada khawatir warganya beralih ke USDC berimbal hasil.
Ini adalah pertarungan antara kontrol negara vs. kebebasan individu dalam mengelola uang.
Teknologi blockchain memberi kendali penuh kepada pengguna—tanpa perantara, tanpa penundaan—yang mengganggu model bank tradisional di seluruh dunia.
G. CFTC, SEC, and Market Structure
CFTC dan SEC kini lebih kooperatif dan pro-inovasi dibanding era Gensler.
Tapi kebijakan regulator tidak permanen—bisa dibalik oleh administrasi berikutnya.
RUU Market Structure (di Senat) bertujuan menciptakan regulator federal tunggal untuk seluruh aset kripto, memberikan kepastian hukum nasional dan menghindari fragmentasi regulasi negara bagian.
Tantangan: proses di Senat lambat, dan bank berusaha menyelipkan amandemen anti-stablecoin ke dalam RUU ini.
H. DC Drama & Leadership Vacancies
Kursi Ketua CFTC masih kosong karena drama politik: nominasi Brian Quintenz (pro-kripto) ditunda oleh Gedung Putih—diduga karena keberatan dari pendiri Gemini.
Ini menghambat proses regulasi dan digunakan oleh anggota parlemen sebagai alasan untuk tidak memberi CFTC otoritas lebih besar.
Meski demikian, siapa pun yang terpilih dipastikan akan pro-kripto, menggantikan era penegakan hukum yang represif.
I. Prediction Markets & Policy Battles
Pasar prediksi (seperti Polymarket, Kalshi) kini legal di AS setelah akuisisi dan izin regulasi.
Ini kemajuan besar karena membawa aktivitas yang sebelumnya offshore ke bawah payung regulasi federal.
Namun, otoritas perjudian negara bagian dan suku adat mungkin menentang karena khawatir kehilangan pendapatan—bisa memicu intervensi Kongres di masa depan.
J. Looking Ahead to 2026
Dalam skenario terbaik:
RUU Market Structure disahkan, diikuti proses penyusunan aturan (rulemaking).
Aset kripto masuk rekening pensiun (401(k), IRA).
Reformasi perpajakan yang lebih masuk akal (misal: tidak memperlakukan setiap swap sebagai peristiwa pajak).
Inovasi semakin luas, terintegrasi ke layanan keuangan tradisional.
Tapi: pertarungan belum usai. Industri harus tetap waspada dan aktif berpartisipasi.
K. Closing Thoughts
Summer mengajak pendengar:
Founder: gabung asosiasi seperti Blockchain Association.
Investor individu: pastikan wakil Anda tahu bahwa kripto penting bagi pemilih.
Jangan biarkan negara bagian mengisi kekosongan regulasi dengan aturan yang merugikan.