Model Keseimbangan Umum Stokastik Dinamis (DSGE) adalah model ekonomi makro yang digunakan untuk menganalisis dan memprediksi pergerakan variabel ekonomi dari waktu ke waktu, khususnya selama siklus bisnis. Model ini menggunakan teori ekonomi makro modern untuk menjelaskan interaksi antara variabel ekonomi, memasukkan guncangan acak (stokastik) dan perilaku optimalisasi agen ekonomi (rumah tangga dan perusahaan).
Penggunaan Model DSGE:
- Analisis Kebijakan: Bank sentral dan lembaga pemerintah menggunakan model DSGE untuk menilai dampak kebijakan ekonomi, seperti perubahan suku bunga, pajak, atau kebijakan moneter.
- Peramalan: Model DSGE dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan variabel ekonomi di masa depan, seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran.
- Pendidikan: Model DSGE digunakan dalam pendidikan ekonomi untuk memahami interaksi ekonomi makro dan model-model ekonomi yang lebih kompleks.
- Perbedaan dengan Model Lain: Model DSGE berbeda dengan model ekonomi makro lainnya, seperti model pertumbuhan klasik, karena memasukkan guncangan stokastik dan perilaku optimalisasi agen ekonomi. Model CGE (General Equilibrium Model) juga merupakan model keseimbangan umum, tetapi model CGE biasanya lebih statis dan tidak mempertimbangkan perilaku optimalisasi.
Parameter | Nilai | Penjelasan |
---|---|---|
β = 0.99 |
Diskonto waktu | Mewakili tingkat kesabaran rumah tangga atau agen ekonomi. Nilai ini mendiskontokan nilai masa depan ke saat ini. Nilai 0.99 berarti agen sangat menghargai masa depan (tingkat diskonto tahunan sekitar 1%). |
κ = 0.1 |
Sensitivitas inflasi terhadap output gap | Koefisien ini berasal dari New Keynesian Phillips Curve (NKPC). Menunjukkan seberapa besar inflasi merespon output gap. Jika κ besar, inflasi cepat naik saat output melebihi potensi. |
φ_π = 1.5 |
Respons kebijakan moneter terhadap inflasi | Merupakan komponen utama dari Aturan Taylor. Jika inflasi meningkat 1%, suku bunga nominal akan naik 1.5% — ini membantu mengendalikan inflasi. Nilai >1 menunjukkan reaksi agresif terhadap inflasi (aturan Taylor stabil). |
φ_x = 0.5 |
Respons terhadap output gap | Juga bagian dari Aturan Taylor. Menunjukkan seberapa besar bank sentral merespons deviasi output dari potensi. Nilai positif berarti bank sentral memperhatikan stabilitas output, bukan hanya inflasi. |
ρ = 0.7 |
Inersia suku bunga (interest rate smoothing) | Menandakan bahwa suku bunga tidak berubah drastis tiap periode. Nilai tinggi berarti bank sentral melakukan penyesuaian bertahap terhadap perubahan kebijakan, menciptakan stabilitas keuangan. |
σ = 1 |
Elastisitas substitusi antar-periode (permintaan) | Dari persamaan IS. Ini mengukur seberapa sensitif konsumsi saat ini terhadap perubahan suku bunga nyata. Semakin besar σ , semakin kuat pengaruh suku bunga terhadap permintaan. |
rⁿ = 1.0 |
Suku bunga natural (netral) | Suku bunga jangka panjang yang konsisten dengan output potensial dan inflasi stabil. Ketika suku bunga aktual > rⁿ , maka kebijakan moneter bersifat kontraktif, dan sebaliknya. |