FASILITASI KODING DAN KECERDASAN ARTIFISIAL

MENGAPA PEMBELAJARAN KODING PENTING?

Kebijakan pendidikan nasional pun secara tegas mengamanatkan integrasi Koding dan KA dalam kurikulum, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, sebagai langkah strategis mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan zaman. Penguasaan Koding dan KA bagi guru bukan hanya tuntutan kurikulum, melainkan juga kunci untuk membuka pintu pembelajaran yang lebih inovatif, personal, dan relevan bagi siswa di berbagai jenjang pendidikan.

Era Revolusi Industri 4.0, Internet of Things (IoT) menjadi perkembangan teknologi kunci yang memungkinkan integrasi perangkat untuk menciptakan pembelajaran yang saling terkoneksi secara real-time. Guru yang menguasai konsep IoT dapat membantu siswa memahami bagaimana perangkat-perangkat yang saling terhubung ini berfungsi dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kementerian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Kemedikdasmen) melalui program-program yang diluncurkan mendukung arah pengembangan kompetensi dan kualitab pendidik, salah satu program yang dikembangkan adalah dalam bentuk pelatihan yang bertujuan untuk membekali guru tidak hanya dengan pengetahuan teknis terkait IoT tetapi juga cara kreatif untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam kegiatan pembelajaran interdisipliner. 


Seiring perkembangan zaman, keterampilan koding menjadi landasan penting dalam mempelajari teknologi digital. Koding tidak hanya mengajarkan peserta didik pada kemampuan teknis pemrograman tetapi juga logika berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity), dan kemampuan memecahkan masalah (problem solving). Pelatihan ini menekankan pada penguasaan dasar-dasar koding yang dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks pembelajaran. Sebagai contoh, guru dapat menggunakan koding untuk menciptakan proyek pembelajaran berbasis simulasi atau pengembangan aplikasi sederhana sesuai kurikulum. 

Berdasarkan Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Artificial Intelegent (AI) / Kecerdasan Artifisial (KA), KA membuka peluang bagi pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan adaptif. Guru yang memahami potensi KA dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa, menyediakan pembelajaran yang lebih relevan, dan mempercepat proses penguasaan materi. Pelatihan ini memberikan panduan tentang aplikasi KA dalam konteks pembelajaran dikelas, seperti penggunaan sistem pengajaran berbasis KA atau analisis data untuk mendukung keputusan pedagogik. 

Integrasi  Koding dan KA dalam kurikulum sekolah bukan hanya inovasi, tetapi kebutuhan mendasar dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan adaptif terhadap perubahan zaman. Pemerintah, sekolah, industri, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga produsen inovasi yang mampu bersaing di tingkat global. Pembelajaran  Koding dan KA tidak hanya meningkatkan literasi digital, tetapi juga membangun keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan pemecahan masalah—keterampilan penting di dunia yang terus berubah.