Advertisement

~from data to wisdom~

Valuasi Ekonomi Sedimen Sungai Jeneberang Kab Gowa Sulsel

Mengapa Valuasi Sedimen Penting?

Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Jeneberang Kab. Gowa setelah adanya Bendung Bilibili yang dibangun atas kerjasama pihak Japan International Coorperation Agency (JICA), dirancang sebagai bendungan multifungsi. DAS bukan hanya sebagai mitigasi bencana namun juga berfungsi sebagai irigasi, penyedia air bersih dan pembangkit listrik. Pengelolaan Bendungan Bili-bili kemudian berada di bawah kendali pemerintahan pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang.


Akhir bulan Januari 2019 terjadi cuaca ekstrim di Sulawesi Selatan yang menyebabkan kenaikan ketinggian permukaan air dan volume air di bendungan Bilibili. Tercatat pada tanggal 23 Januari 2019 elevasi mencapai +100,74 m jauh melampaui di atas elevasi normal +99,50 m (Rustan, Chumaedi, & Handayani, 2019). Sesuai prosedur standar jika elevasi air melewati batas normal, maka pintu air bendungan terpaksa harus dibuka untuk mencegah jebolnya bendungan. 

Bencana banjir yang terjadi pada medio Januari 2019 lalu merupakan bencana terbesar dekade terakhir di Sulsel. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan mengemukakan banyak warga yang terdampak banjir dan longsor di 13 kota dan kabupaten, yang menyebabkan setidaknya 59 orang meninggal dunia dan 25 lainnya hilang. Sekitar 79 rumah rusak, 4857 rumah terendam, 11.876 ha sawah terendam banjir, 10 jembatan rusak, dua pasar rusak, 12 unit peribadatan rusak, 22 unit sekolah rusak, dll (bbc.com).

Sedimen yang ada di Waduk Bili bili DAS Jeneberang berpotensi menyebabkan bencana dan atau berkah. Sedimentasi merupakan proses yang tergolong mengganggu aliran sungai, karena dengan adanya pengendapan pada aliran (badan) sungai dapat menyebabkan berkurangnya tampungan volume air yang melewati sungai, sehingga menjadi salah satu penyebab banjir. Sedimen itu sendiri dapat bernilai ekonomi jika dapat dikelola dengan baik dan berimbang tanpa merusak ekosistem DAS dan kehidupan masyarakat sekitar DAS. Nilai kekekonomian atau keuangan sedimen dapat diprediksi dengan pendekatan valuasi ekonomi.

Valusi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan adalah suatu instrumen yang menggunakan teknik valuasi untuk mengestimasi nilai moneter dari barang dan jasa yang diberikan oleh sumberdaya alam dan lingkungan (Garrod dan Willis, 1990). Konsep dasar valuasi merujuk pada kontribusi suatu komoditas untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks ekologi, sebuah gen bernilai tinggi apabila mampu berkontribusi terhadap tingkat survival dari individu yang memiliki gen tersebut. Dalam pandangan ecological economics, nilai (value) tidak hanya untuk maksimalisasi kesejahteraan individu tetapi juga terkait dengan keberlanjutan ekologi dan keadilan distribusi (Constanza dan Magean, 1999).

Fauzi memandang valuasi ekonomi sebagai upaya untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan baik atas nilai pasar (market value ) maupun nilai non pasar (non market value). Tujuan dari valuasi ekonomi adalah untuk memajukan keterkaitan antara konservasi sumberdaya alam dan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu valuasi ekonomi dapat digunakan sebagai alat meningkatan apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan (Fauzi, 2006).

Peneliti bermaksud untuk menghitung valuasi ekonomi dan pohon indsutri sedimen DAS Jeneberang Kab.Gowa. Sedimen sebagai suatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi dan potensi investasi.

Abstract

The purpose of this study consists of two main things. Namely calculating the economic valuation of the Jeneberang watershed sediment that is accommodated in the Bili- bili Reservoir, Kab. Gowa, and made a sediment industrial tree. Economic valuation prediction is carried out in two stages, namely creating an equation for the sediment volume trend using the BBWS Jeneberang echosounding calculation data. Based on the trend equation, a sediment volume projection is carried out. The manufacture of industrial sediment trees uses sediment samples to determine the type of sediment material. Sediment material price information was obtained through interviews and benchmarking of building material entrepreneurs. The results showed that the volume of sediment until 2020 was 199.2 million m3. The volume was obtained by utilizing measurement data using the echosounding technique by BBWS Jeneberang. Based on the sediment material market price data, the economic valuation value of sediment can be estimated with three assumptions. The pessimistic assumption is Rp. 39.8 Trillion, Assumption 2 is moderate in the amount of Rp. 43.5 trillion, and the optimistic 3rd assumption of Rp. 47.2 trillion. The industrial tree made of sediment contains derivative materials such as: landfill for embankment, various types of sand and rocks. All of these materials have high economic value and the prospect of being developed into strategic industries. However, the management of Natural Resources (SDA) should pay attention to the principles of SDGs + S, namely sustainability and suitability between economic, social, economic and cultural aspects. 

Keywords: Sediment, Industrial Trees, SDGs