Tiga Cara Menemukan Gap Riset (Research Gap)

Tips Tiga Cara Menemukan Gap Riset (Research Gap)

Banyak mahasiswa maupun peneliti sering bertanya kepada saya tentang research gap atau pernyataan masalah (statement of problem) dan bagaimana cara mengidentifikasinya. Hal ini sangat penting, karena jika tidak ada masalah, jika Kita tidak memiliki research gap, maka pada dasarnya penelitian tidak punya “nama”. Itu berarti Kita sebenarnya tidak memiliki tesis ataupun artikel yang jelas. Oleh karena itu, mengidentifikasi research gap atau masalah penelitian adalah hal yang sangat vital.

Saya ingin berbagi tiga tips utama untuk membantu Kita dengan cepat mengidentifikasi research gap. Dari situlah Kita bisa merumuskan tujuan penelitian (aim of your study) dan menyusun bagian lain dari tesis atau artikel.

Tips pertama adalah mencari kekurangan penelitian (lack of studies) atau jumlah penelitian yang masih sangat terbatas cakupan studinya (insufficient studies).

Memang kecil kemungkinan bahwa suatu topik sama sekali belum pernah diteliti. Bisa saja, tetapi jarang terjadi. Namun, yang lebih mungkin adalah jumlah penelitian pada topik tertentu masih sedikit, atau hanya terbatas pada wilayah atau populasi tertentu. Misalnya, bisa saja ada gap secara geografis (belum ada penelitian di Asia Tenggara atau Amerika Latin, atau wilayah tertentu di negara Anda). Bisa juga ada gap pada populasi, misalnya sebagian besar penelitian hanya dilakukan pada laki-laki, sementara pada perempuan, anak-anak, atau kelompok masyarakat berpenghasilan rendah belum banyak dikaji.

Tips kedua adalah mencari bukan pada kurangnya jumlah penelitian, melainkan kurangnya pemahaman (lack of understanding), pengetahuan yang masih terbatas, atau adanya kontroversi dalam bidang penelitian.

Sering kali, meskipun sudah ada cukup banyak penelitian, hasil yang diperoleh berbeda-beda, sehingga belum ada kesepakatan mengenai bagaimana masalah tersebut seharusnya dipahami. Bisa juga ada teori yang saling bertentangan atau perbedaan penjelasan terhadap suatu fenomena. Dengan kata lain, para peneliti masih belum sepakat mengenai penyebab, dampak, atau cara mendekati suatu permasalahan. Kondisi ini bisa menjadi peluang untuk mengidentifikasi research gap.

Tips ketiga adalah mencari keterbatasan dalam penelitian sebelumnya. Artinya, Kita perlu melihat bagian limitations dari artikel-artikel terdahulu, atau menemukan kekurangan dalam metodologi, pendekatan, atau analisis mereka.

Misalnya, sebagian besar penelitian mungkin hanya menggunakan satu metode analisis data tertentu, padahal ada metode lain yang bisa menghasilkan pemahaman berbeda. Kelemahan-kelemahan inilah yang bisa Kita gunakan untuk menemukan research gap sekaligus pernyataan masalah penelitian.

Untuk memperkuat penelitian, sebaiknya jangan hanya mengandalkan satu jenis research gap. Terutama bagi mahasiswa, hanya mengatakan bahwa “jumlah penelitian masih sedikit” biasanya tidak cukup.

Lebih baik jika Kita bisa menggabungkan beberapa jenis research gap, misalnya kekurangan jumlah penelitian ditambah adanya kontroversi teori, atau keterbatasan pada penelitian sebelumnya. Dengan begitu, alasan penelitian Anda menjadi lebih kuat, tujuan penelitian lebih logis, dan kontribusi penelitian lebih nyata.


Tips Mengidentifikasi Research Gap

  • Kurangnya penelitian (Insufficient studies)

    • Penelitian masih terbatas pada wilayah tertentu (geographical gap).

    • Penelitian masih terbatas pada kelompok populasi tertentu (population gap).

  • Kurangnya pemahaman atau adanya kontroversi (Lack of understanding / controversy)

    • Hasil penelitian berbeda-beda sehingga belum ada kesepakatan.

    • Teori atau penjelasan fenomena masih bertentangan.

  • Keterbatasan penelitian sebelumnya (Limitations of previous studies)

    • Metodologi atau analisis yang digunakan terbatas.

    • Ada aspek yang diabaikan sehingga bisa ditingkatkan dalam penelitian baru.

Selengkapnya Identifikasi Masalah dan Gap Riset



Tes-Tes Vokal di Sini

RnD